melewati celah kedukaan
menembus ruang kehampaan
meresap dalam jiwa yang telanjang
Tetes air mata terhenti
merenung sejenak
melepas lelah yang tak bertepi
terdiam dalam keheningan yang sunyi
Tetes air mata mendesah
di ujung penantian ia gelisah
berharap kapal akan bersandar
membuang sauh walau hanya sebentar
dalam bayang-bayang kelabu
terbuai rasa yang menggebu
walau ia tahu semua itu semu
Tetes air mata menggeliat
pasrah…menanti…berharap
akan datangnya cahaya pagi
Tetes air mata tersungkur
bersimpuh di atas sajadah yang lusuh
bersujud..tafakkur..mengadu..merintih..
pasrah ke haribaan Illahi Rabbi
Gedongsongo, Agustus 2010
By Senja kaki bukit
0 komentar:
Posting Komentar