menatap sebuah kapal yang menuju laut lepas.
Sebutir air mata melayang saat angin laut menerpa wajahmu
dan lenyap di sela ribuan pasir. Samar kudengar lirih kau berbisik,
"Aku tak sanggup menaiki kapal itu jika kemudinya telah patah".
suatumasa, 2014
2 komentar:
Setiap kita berhak memilih dengan siapa akan mengarungi lautan. Termasuk menolak nahkoda yang tak begitu lihai pegang kemudi. Meskipun dia datang menyuguhkan segunung mutiara.
Keren, Bang.
Makasih banyak Kang, dah mampir,,,hehe,,,
Posting Komentar