*Cekedar Celoteh*
Di sudut ruangan, sebuah kamar yang langit-langitnya sudah mulai keropos dimakan tikus, tiga ekor cicak sedang bercengkerama, bercerita tentang keinginan mereka.
"Aku ingin jadi buaya", ujar cicak I
"Koq jadi buaya?", tanya cicak II
"Lha iya, kalo jadi buaya. Aku bisa di laut, bisa juga di darat. Badanku besar, kuat bahkan aku bisa menghabisi kalian semua. Ingat nggak jargon Buaya vs Cicak..!", ujar cicak I dengan semangat yang menyala-nyala.
"Aku ingin jadi bunglon", sahut cicak II
"Ah, masak jadi bunglon..!", kata cicak I
"Kalo jadi bunglon, aku bisa berubah warna, di tempat biru jadi biru, kuning berubah jadi kuning, nempel di tempat merah jadi merah, gampangkan bisa berubah-rubah, loncat sana, loncat sini, kalo ada kursi kosong tinggal "nemplok", ujar cicak II tak kalah semangatnya.
"Kalo kamu mau jadi apa?", tanya mereka pada cicak III
Sambil menghela nafas panjang dan penuh percaya diri cicak III berujar,
"Aku ingin menjadi diri sendiri, tidak buaya, tidak bunglon, dan lain-lain. Karena aku tahu kemampuan, kekuatanku. Dan juga dengan menjadi seekor cicak aku tetap bisa menikmati secangkir kopi", jelas cicak III sambil melirik ke arah secangkir kopi yang mengeluarkan aroma khas.
Hemm...cerita di atas sekedar ilustrasi. Kenapa sih terkadang kita enggan menjadi diri sendiri? Banyak waktu terbuang bahkan biaya hanya untuk menjadi orang lain. Ketika kamu merasa ada kemampuan tuk menjadi seorang penulis, ya silahkan, mo jadi penyair kek, cerpenis, novelis, wartawan, dan lain-lain.
Apa mo seperti Endik Koeswoyo atau Mas Nana Sastrawan , boleh saja , tapi jangan tiru fisiknya, karena apa? mereka dekil, kucel, kumal..hahaha..:P *soorry pak becanda*
Apakah kita harus mensejajarkan dengan mereka-mereka yang sudah terkenal, yang karya mereka sudah puluhan bahkan ratusan, boleh saja, tapi ingat, mereka mendapatkannya tidak dalam hitungan jam atau hari, tapi hitungan tahun.
Mungkin sobat-sobat semua punya kemampuan di bidang lain, silahkan, tak ada yang tak mungkin.
Semua pasti punya cita-cita, jangan mudah menyerah, hidup kita hanya hitungan jam, setiap detik berlalu terkadang tanpa kita sadari telah mencengkeram kita.
Saat ini banyak orang bertarung mencari kemenangan, popularitas dengan meniru gaya, cara orang lain. Namun justru terjatuh dan terjatuh kembali pada kefanaan yang sama. Itu karena mereka kehilangan kepercayaan untuk menjadi diri sendiri.
If you can't be a highway then be a trail,
If you can't be the sun be a star,
It isn't by size that you win or you fail
Be the best of whatever you are
(bait terakhir puisi karya Douglas Malloch "Be the Best of Whatever You Are")
So, enjoy yourself is the keys of happinness.
26 Mei 2011
0 komentar:
Posting Komentar