Tepat jam 10, tiba di lokasi. Senyum security membuat pikiran agak tenang. Setelah basa-basi, aku menuju ruangan beliau (pimpinan lembaga). Ketukan halus pada daun pintu. Terdengar suara sepatu beradu dengan lantai menuju ke arahku. Sreett, dan pintu terbuka, sesosok PENDEKAR (Pendek Kekar) tersenyum.
"Oohh, Mas yang tadi nelpon ya. Ma'af mas, saya lagi ada jadual sampai jam 12. Gimana, mau nunggu atau besok kesini lagi?" Ujarnya tanpa jeda.
Aku terdiam sejenak, "Saya tunggu saja pak", jawabku tersenyum lega.
Setelah itu beliau mempersilahkan aku duduk. Hemm, ruangan yang lumayan sejuk. Dindingnya berhiaskan beberapa lukisan yang menarik perhatianku dan satu pot palem di sudut ruangan ikut meramaikan ruangan tersebut. Selera tinggi terlihat dari lukisan yang terpampang begitu artistik. Selama menunggu, apa yang aku lakukan? Fikiranku mulai fokus menyusun kalimat-kalimat yang akan kusampaikan kepada beliau. Tak lama kemudian hape berdering, terdengar nada panggil, KITARO, musik kesukaanku. Sekilas kulirik layar hape, partner, apalagi nih pikirku. Ternyata cuma mau nanyain, "Dimana? Posisi?". Weleeehh..ckckck..
Akhirnya setelah dua jam aku menunggu dengan perasaan gelisah, beliau masuk ke ruangan. Sembari tersenyum, lagi-lagi ia berucap, "Ma'af mas, ngerepotin, menunggu saya". Aku tersenyum, duuh, nih bapak baik amat ya. Jarang-jarang lho ada pimpinan seperti itu, heuheu..
Tidak seperti dugaanku, ternyata beliau sangat familiar, dan terjalinlah percakapan yang hangat, ngobrol ngalor ngidul, lalu kuutarakan tujuan kenapa aku menemui beliau. Jawabannya sangat menyenangkan, beliaupun langsung memanggil para wakilnya minta pendapat. Ternyata setali tiga uang, klop daahh..
Jam 01.00 wib tak terasa waktu berjalan, kemudian aku pamit, tak lupa berjabat tangan. Sembari berjalan menuju parkiran, aku sempatkan bertanya,
"Pak, boleh nanya!"
"Silahkan, silahkan mas, mau nanya apa"
"Ma'af pak sebelumnya, tadi saya mengamati bapak sepertinya ada sesuatu yang bapak kuasai?"
"Maksudnya mas?"
"Aura bapak lain dari yang lain, dibanding dengan wakil-wakil bapak tadi"
"Ooo itu, biasa aja koq mas. Yang penting PAJERO aja" ujar beliau terbahak-bahak tanpa mengurangi kharismanya.
"Pajero"?
"Iya, Panas jobo jero"
Akupun ikut tertawa, ada-ada saja bapak nih, pikirku. Lalu aku ucapkan terima kasih. Diiringi senyum khas beliau. Kulangkahkan kaki menuju parkiran. Belum sempat aku menyalakan kendaraan, tiba-tiba ada sms masuk. Ternyata dari beliau, isi smsnya, "Mas, PAJERO itu adalah Pikiran Apik Jembar Omahe" (Pikiran baik jiwapun lapang). Jangan pernah berfikir negatif terhadap sesuatu maka jiwamu akan lapang dan Insya Allah baik rumah dunia maupun rumah akherat juga akan lapang/luas"
Aku termenung sesaat, kulirik ke arah jendela ruangan beliau. Lalu aku berucap lirih, "Terima kasih banyak pak"
Pelajaran yang kupetik hari itu sangat-sangat berharga, padahal baru kenal dan baru pertama kali bertatap muka. Ya, kita manusia terkadang tak menyadari bahwa pikiran negatif akan mempengaruhi jiwa, imbasnya bisa kemana-mana.
Semarang, 3 Agustus 2012
*hanya sekedar catatan ringan*
2 komentar:
waou...ijin nyimak,,dan mengambil nilai positif,semoga berkah bagi anda..amin
trima kasih bro :)
Posting Komentar