roda hitam matahari berputar
pada porosnya yang mulai aus
lagak pesona mengayuh bahtera
mengokang senjata tanpa makna
peluru tajam mengoyak jiwa
kedua belah tangan bak keranjang sampah
menadah bulir air mata berharap jadi permata
dari sayatan luka bernanah
memerdekakan diri dari beras tanak nasi
terjulur di ujung mata kaki
membeku di cawan ketakberdayaan
merepih di lipatan hari
lalu menjelma dalam hati tanpa ada
Trotoar Ungaran, 3092011
0 komentar:
Posting Komentar